Hati-hati! Skincare etiket biru abal-abal beredar bebas di pasaran, jangan beli sembarangan

20 Januari 2023 20:42 WIB

Brilio.net - Belakangan ini, banyak beredar skincare beretiket biru di pasaran. Sayangnya, tidak banyak konsumen yang tahu apa makna etiket biru yang tercantum dalam kemasan skincare yang ada.

Tingginya permintaan konsumen akan skincare membuat produsen berlomba-lomba memaksimalkan peluang yang ada untuk mendapatkan keuntungan. Sebagai konsumen, masyarakat tentu merasa senang dengan banyaknya pilihan skincare yang bisa digunakan yang dijual bebas di pasaran offline maupun online.

Konsumen harus lebih cerdas dan teliti dalam membeli skincare yang terjual bebas di pasaran. Salah satunya yang wajib diperhatikan adalah skin care dengan etiket biru yang dijual bebas di pasaran.

Etiket sendiri adalah penandaan obat yang diberikan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, Puskesmas, klinik atau juga praktek dokter. Di media sosial, sejumlah dokter juga banyak yang memberikan perhatian untuk banyaknya skincare yang beredar bebas dengan etiket biru.

Dokter Mario Johan dalam postingannya berpendapat bahwa skincare etiket biru itu sah-sah saja dijual. Namun, ia menekankan alur mendapatkan skincare beretiket biru harus benar.

"Konsultasi dulu, terus dokternya ngeresepin sesuai permasalahan, diracik apoteker, dikeluarkan oleh farmasi, dan setelah habis konsultasi ulang untuk permasalahannya, " ujarnya di akun Instagramnya.

Menurutnya, banyak skincare racikan dokter yang dijual seller ternyata abal abal. Pasalnya, cream racikan dokter tidak seperti skincare OTC yang bisa di-tracking keamanannya lewat nomor BPOM.

"Kalau cream etiket biru ini kan memang nggak ada nomor BPOM. Makanya banyak oknum yang salah gunakan jual bebas skincare etiket biru dengan embel-embel racikan dokter padahal bukan, " jelasnya.

foto: freepik.com

Pendapat senada juga diungkapkan oleh dokter Nicho Saputra Nugraha. Ia menekankan bahwa obat beretiket biru tidak boleh dijual secara bebas. Dia juga memberikan tips pada konsumen saat memilih skincare.

“Perhatikan produsennya, cek nomor BPOM yang bisa akita cek langsung di website resminya untuk memastikan aman tidaknya untuk digunakan. Hati-hati juga embel-embel krim racikan dokter dan beretiket biru. Karena ini bisa jadi salah satu upaya memasukkan bahan berbahaya seperti hydroquinone,” tegas Nicho.

Selain itu, lanjutnya, bahwa obat etiket biru adalah obat yang tidak boleh dijual bebas. “Jangan lupa lihat pula masa kedaluwarsa obat yang ada,” ucap dia.

Sementara itu dokter Yessi Catania yang lebih dikenal dengan Dokter Zie melontarkan edukasi untuk konsumen. “Ingat, jangan paksakan merubah skin tone warna kulit asli dengan skincare. Karena yang bisa adalah lebih mencerahkan, bukan memutihkan,” kata dr. Zie.

(brl/lea)