Tak perlu tambahan lidah buaya, ini trik kurangi rambut rontok berlebih pakai 1 jenis sayuran
Brilio.net - Rambut rontok memang umum terjadi pada kebanyakan orang. Namun jika rambut rontok sudah melebihi batas normal, sebaiknya perlu diperhatikan karena dapat mengakibatkan kebotakan. Kerontokan rambut masuk kategori berlebihan saat jumlah helaian rambut yang rontok melebihi normal, yaitu 100 helai rambut per harinya.
Penurunan berat badan yang ekstrim, kekurangan asupan vitamin, kurangnya perawatan, salah dalam menata rambut, maupun beberapa kondisi medis bisa menyebabkan rambut rontok lebih banyak. Rontoknya rambut yang berlebihan ditandai dengan rambut yang mulai menipis secara bertahap.
Rambut rontok juga bisa menyebabkan masalah kebotakan secara perlahan dan membuat garis rambut semakin mundur setiap tahunnya. Untuk mengatasinya, biasanya kebanyakan orang langsung mencari perawatan rambut seperti sampo antirontok. Namun, sering kali usaha tersebut tak kunjung membuahkan hasil.
Namun tak perlu risau, karena ada cara lain yang bisa kamu lakukan di rumah untuk mengatasi rambut rontok dan mengunci kesehatan rambut agar tak rapuh. Tak perlu tambahan lidah buaya, karena pemilik akun TikTok @herbpedia pada 14 Maret 2023, justru memakai 1 jenis sayuran. Sayuran yang dimaksud adalah seledri. Ia juga menambahkan bahan lain yaitu kuning telur.
"Resep herbal untuk mencegah rambut rontok parah," katanya sebagai keterangan video, yang briliobeauty.net lansir dari akun TikTok @herbpedia, Senin (9/10).
foto: freepik.com
Recommended Article
- Tak perlu minyak zaitun, ini cara cegah rambut rontok berlebih pakai krim keratin dari 1 jenis daun
- Tanpa jambu biji, ini cara kuatkan akar rambut agar tak rontok pakai toner dari 1 bahan makanan
- Tanpa bawang, ini cara bikin area rambut pitak kembali tumbuh lebat manfaatkan 1 jenis rempah
- Tanpa tambahan telur, begini trik tumbuhkan rambut pria yang mudah rontok pakai 1 jenis buah-buahan
- Bukan treatment keratin di salon, ini trik bikin rambut bebas kering dan rontok pakai 1 sumber protein