Pabrik skincare palsu di Bekasi digrebek polisi, terbongkar berbahan tepung tapioka raup omzet Rp1,2 M

Brilio.net - Sebuah pabrik rumahan pembuat skincare palsu di kawasan Bekasi, Jawa Barat, digerebek aparat kepolisian usai diketahui memproduksi kosmetik ilegal. Dalam operasi penggerebekan itu, polisi menemukan bahan-bahan tak layak pakai seperti tepung tapioka yang digunakan dalam campuran produk. Selama dua tahun beroperasi secara diam-diam, pabrik ini disebut berhasil meraup omzet hingga Rp1,2 miliar.

Kapolres Metro Bekasi, Kombes Pol. Mustofa, mengungkapkan bahwa delapan orang pelaku ditangkap dari lokasi tersebut. Salah satu dari mereka adalah pemilik usaha berinisial SP. Dia kemudian dibantu oleh tujuh karyawan, yakni ES, DI, IG, S, AS, UH, dan RP yang turut memproduksi serta mengedarkan kosmetik palsu itu.

"Tersangka SP bersama tujuh karyawannya membeli bahan baku dan kemasan skincare dari toko online. Mereka kemudian memproduksi skincare palsu di rumah produksi tersebut dan menjualnya secara online tanpa izin dari pemilik merek 'GlowGlowing'," ujar Mustofa dikutip briliobeauty.net dari Instagram @humaspolresmetrobekasi, Rabu (28/5).

foto: Instagram/@humaspolresmetrobekasi

Skincare ilegal ini dijual melalui e-commerce seperti Shopee dan Lazada dengan harga antara Rp50 ribu hingga Rp150 ribu per paket. Jauh lebih murah dibanding produk asli yang bisa mencapai Rp300 ribu, kosmetik palsu ini laris di pasar daring. Pelaku memanfaatkan harga miring sebagai strategi pemasaran meski produk tersebut tidak aman digunakan.

foto: Instagram/@humaspolresmetrobekasi

Polisi menjelaskan bahwa semua proses produksi dilakukan secara sembarangan di rumah tanpa pengawasan standar kesehatan sejak 2023. Selain tepung tapioka, skincare ini juga dibuat dari campuran base cream, sabun, jeli, dan air mineral. Mereka mendapatkan semua bahan baku dan kemasan dari toko daring, kemudian meracik sendiri tanpa keahlian medis atau izin BPOM. Pengetahuan membuat kosmetik hanya didapat dari menonton video YouTube.

Diketahui bahwa pelaku utama mendapatkan ide tersebut setelah melihat produksinya di marketplace. Ia kemudian mengajak tujuh orang lainnya untuk bergabung sebagai karyawan. Lantas pemasarannya dilakukan sebagai online.

foto: Instagram/@humaspolresmetrobekasi

Dalam penggerebekan tersebut, barang bukti yang berhasil diamankan meliputi ribuan unit skincare palsu siap edar, bahan kimia, kemasan botol, hingga alat-alat produksi rumahan. Salah satu korban penipuan, Popy Karisma Lestya Rahayu, pemilik merek skincare asli "GlowGlowing", menyatakan banyak pelanggannya mengalami efek buruk.

"Ada yang mengalami kulit iritasi, breakout parah, bahkan berubah warna menjadi keemasan," ungkapnya.

Seluruh tersangka kini dijerat dengan pasal 435 dan 436 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang kesehatan, serta pasal 100 ayat (2) UU Merek dan pasal 55 KUHP. Mereka terancam hukuman maksimal 12 tahun penjara dan denda hingga Rp5 miliar. Proses hukum sedang berjalan untuk memastikan seluruh pelaku mendapat sanksi setimpal.

Pihak kepolisian berharap pengungkapan kasus ini bisa menjadi pelajaran sekaligus efek jera bagi pelaku usaha nakal lainnya. Produk kecantikan yang beredar di pasaran harus melalui pengawasan ketat demi menjaga kesehatan publik. Konsumen pun diminta lebih cerdas dalam membedakan produk asli dan tiruan.